KWANGEN
oleh Ida Pedanda Gunung » Jum Jun 21, 2013 6:05 pm
Om Swastiastu.
Oleh karena sangat seringnya digunakan kewangen ini sebagai sarana
upacara khusus bagi umat Hindu di Bali dan pada umumnya sekarang di
Indonesia, dan kemunculannya juga di setiap upacara agama Hindu, maka
sering pula menjadi pertanyaan oleh umat. Keadaan seperti itulah saya
sangat berkeinginan untuk menyumbangkan pikiran tentang kwangen itu
sendiri dengan harapan semoga melalui sumbangan pikran saya ini dapat
menghilangkan kebingungan bagi saudara yang sama sekali belum
memahaminya.
PENGERTIAN;
Kewangen itu adalah kata jadian, kata dasarnya adalah WANGI,mendapatkan
prefik Ka dan sufik AN, maka menjadi; Ka + wangi +an = ka(e)wangian. i +
a = e, menjadi Kewangen. Oleh karena kata dasarnya itu WANGI, yang mana
wangi itu identik dengan bau yang disenangi dan bau yang dicintai,
mungkin dibutuhkan oleh setiap manusia yang normal (Kewangen), maka itu
pula yang menyebabkan kewangen itu disebut dan digunakan sebagai simbul
yang dapat mewakili Tuhan dalam pikiran umat. Jadi kesimpulannya
Kewangen itu adalah simbul Tuhan juga disebut simbul dari huruf Ongkara
(hurup Bali) yang juga disebut simbul Tuhan dalam bentuk huruf.
NAMA, BENTUK, DAN SIMBUL DARI SARANANYA.
1. KOJONG, biasanya dibuat dari daun pisang, dibuat sedemikian rupa
sehingga berbentuk kojong. Kojong ini bila kita tekan sampai lempeh maka
dia akan berbentuk segi tiga, maka kojong menyimbulkan angka tiga Huruf
Bali (lihat huruf Ongkara Bali).
2.PEKIR, dibuat sedemikian rupa menyerupai hiyasan kepala dari tarian
jangger (tarian muda-mudi di Bali).dibuat dari daun janur. Bentuknya
bisa kelihatan bermacam-macam , itu sangat tergantung dari seninya yang
membuat. Ini merupakan simbul dari ULU ARDHA CANDRA dan NADA (tulisan
huruf Bali).
3. UANG KEPENG (pipis bolong), bila tidak ada uang kepeng, maka bisa
digunakan uang logam, sebab uang kepeng itu yang dipentingkan adalah
bentuknya yang bundar, sebagai simbul WINDU (nol). Perlu ditekankan
disini jangan menggunakan uang kertas yang diplintir akan mengurangi
arti dan makna.
4. POROSAN, ini ditempatkan di dalam kojong tadi hampir tidak
kelihatan dari luar. Porosan ini yang terpenting adalah terdiri dari
tiga unsur yaitu; daun sirih (daun lain yang wajar digunakan), daun ini
yang dicari maknanya adalah warnanya yaitu berwarna Hijau, merupakan
simbul dari dewa Wisnu, Huruf Balinya adalah UNGKARA, Kemudian buah
sirih yang disisir sedemikian rupa, ini mewakili warna merah, simbul
dari Dewa Brahma, huruf Balinya ANGKARA. Selanjutnya unsur yang ketiga
adalah kapur sirih warnanya putih sibul dari dewa Iswara (Siwa), Huruf
Balinya adalah MANGKARA. Ketiga-tiganya itu dijarit semat atau diikat
pakai menang menjadi satu, artinya seperti uraian dibawah ini.
Jadi tiga huruf itu; A.+ U + M = AUM MENJADI ONG ( A dan U kasewitrayang
dalam tata bahasa Bali). Maka ONG itu adalah huruf sebagai simbul dari
Tuhan.
BUNGA, ini sembul dari rasa cinta dan rasa bhakti.
Kesimpulannya Kewangen (bisa dibaca kwangen) adalah merupakan simbul dari Tuhan dalam bentuk tetandingan (sarana upacara).
PENGGUNAANNYA;
Oleh karena kewangen itu merupakan sarana upacara yang digunakan
disetiap upacara terutama saat sembahyang dan sarana ini dianggap suci,
maka sering menjadi pertanyaan antara lain; Kenapa kewangen yang suci
itu (simbul Tuhan) kok digunakan/ diletakan di mayat dan di caru?
Jawabannya; Nah kalau kita berpijak kepada defenisi kewangen sebagai
simbul Tuhan, maka Tuhan itu berada dimana-mana dan menyusup kesemua
ciptaannya (baca Tattwa Jnana). Maka dari itulah kewangen digunakan
disetiap upacara.
CARA MENGGUNAKAN KEWANGEN DISAAT SEMBAHYANG.
Secara kenyataannya di saat sembahyang umat bermacam-macam caranya
menggunakan kewangen, terutama posisinya. Ada yang uang kepeng (sebagai
mukanya/depannya) ada yang menghadap kedepan, ada yang menghadap
kekiri/kekanan, ada pula yang menghadap ke belakang (menghadap ke yang
sembahyang/orang). lalu muncul berbagai pertanyaan dan berbagai
penafsiran, maka yang benar (menurut lontar paniti gama tirtha pawitra),
uang kepengnya menghadap kebelakang/ menghadap ke orang yang sembahyang
itu yang benar.
Demikianlah sekilas penjelasan tentang kewangen, mudah-mudahan ada manfaatnya. Terima kasih atas perhatian saudara.
Om, Santih, Santih, Santih, Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar